Buat Junjungan Tercinta, Salam Maulidur Rasul
Nothing much at work today. Most of them are on leave anyway since tomorrow is another public holiday - Maulidur Rasul. The new office is under renovation still and I'm not sure if they would be able to finish it by the end of the month. Unless it's gonna look the way it is today minus the dust and dirt for crying out loud. Pie is still expecting his baby, it's been like 3 days overdue now if I'm
not mistaken. Hopefully, everything would be okay to this father-gonna-be-brother of mine, insya Allah.
Well, I always like this poem here. It always succeed in making me stop and make me wonder what have I done in life in quest of searching for myself. To all of you out there, lets make this day a special day. It aint just like any other public holiday. If we start to look at it that way, only and only then will we start to realize the more important thing in life.
BILA RASULULLAH SAW MENJENGUK KITA
Bayangkan apabila Rasulullah SAW dengan seizin Allah SWT tiba-tiba
muncul
mengetuk pintu rumah kita .......
Beliau datang dengan tersenyum dan muka bersih di muka pintu rumah
kita, Apa yang akan kita lakukan?
Mestinya kita akan sangat berbahagia,
Memeluk beliau erat-erat dan lantas
mempersilakan beliau masuk ke ruang tamu kita
Kemudian kita tentunya akan meminta sangat agar Rasulullah SAW sudi menginap beberapa
hari di
rumah kita. Beliau tentu tersenyum .....
Tapi barangkali kita meminta pula Rasulllah SAW menunggu sebentar di
depan
pintu karena kita teringat video CD rated R18+ yang ada di ruang
tengah dan
kita tergesa-gesa memindahkan dahulu video tersebut ke dalam, Beliau
tentu
tetap tersenyum ......
Atau barangkali kita teringat akan lukisan wanita setengah telanjang
yang
kita gantungkan di ruang tamu kita, sehingga kita terpaksa juga
memindahkannya
ke belakang secara tergesa-gesa,
Barangkali kita akan memindahkan lafal Allah dan Muhammad yang ada di
ruang
samping dan kita meletakkannya di ruang tamu. Beliau tentu
tersenyum .....
Bagaimana bila kemudian Rasulullah SAW bersedia menginap di rumah
kita?
Barangkali kita teringat bahwa anak kita lebih hafal lagu-lagu barat
daripada menghapal Sholawat kepada Rasulullah SAW,
Barangkali kita menjadi malu bahwa anak-anak kita tidak mengetahui sedikitpun sejarah Rasulullah SAW kerana kita lupa dan lalai mengajari anak-anak kita. Beliau tentu tersenyum.....
Barangkali kita menjadi malu bahwa anak kita tidak mengetahui satupun
nama
keluarga Rasulullah dan shahabatnya, tetapi hafal di luar kepala
mengenai
anggota Power Rangers atau Ninja Turtles,
Barangkali kita terpaksa harus menyulap satu kamar menjadi ruang Shalat,
Barangkali kita teringat bahawa anak perempuan di rumah kita tidak memiliki koleksi pakaian yang pantas
untuk
berhadapan kepada Rasulullah SAW.
Beliau tentu tersenyum .......
Belum lagi koleksi buku-buku kita dan anak-anak kita, Belum lagi
koleksi
kaset kita dan anak-anak kita, Belum lagi koleksi karaoke kita dan
anak-anak
kita,
Kemana kita harus menyingkirkan semua koleksi tersebut demi
menghormati junjungan kita?,
Barangkali kita menjadi malu diketahui junjungan kita bahwa kita tidak pernah ke masjid meskipun azan berbunyi,
Beliau tentu tersenyum .....
Barangkali kita menjadi malu karena pada saat maghrib keluarga kita
malah
sibuk di depan TV,
Barangkali kita menjadi malu karena kita menghabiskan
hampir seluruh waktu kita untuk mencari kesenangan duniawi,
Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita tidak pernah menjalankan sholat
sunnah,
Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita sangat jarang
membaca
AlQuran,
Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengenal tetangga-
tetangga
kitam, Beliau tentu tersenyum ......
Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah SAW menanyakan kepada
kita
siapa nama tukang sampah yang setiap hari lewat di depan rumah kita,
Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah SAW bertanya tentang
nama dan
alamat tukang penjaga masjid di kampung kita,
Betapa senyum beliau masih ada di situ ......
Bayangkan apabila Rasulullah SAW tiba-tiba muncul di depan pintu rumah
kita...
Apa yang akan kita lakukan?
Masihkah kita memeluk junjungan
kita dan
mempersilakan beliau masuk dan menginap di rumah kita? Ataukah
akhirnya
dengan berat hati, kita akan menolak beliau berkunjung ke rumah
karena hal
itu akan sangat membuat kita repot dan malu.
Maafkan kami ya Rasulullah.........
Masihkah beliau tersenyum ?
Senyum pilu, senyum sedih dan senyum getir ....
Oh betapa memalukannya kehidupan kita saat ini di mata Rasulullah ...
Posted by
Wan Mohd Fahimi @
2:26 PM
|